Ada yang berencana
liburan ke kota Bukittinggi? Atau malah belum kepikiran untuk berlibur kesana?
Pengalaman saya berlibur di kota Bukittinggi ini mungkin bisa menjadi referensi
untuk kamu. Semoga bermanfaat :)
Kota Bukittinggi
terletak di provinsi Sumatera Barat dengan jarak tempuh kira-kira 2 jam
perjalanan darat dari ibukota provinsi, yaitu kota Padang. Kalau dari kota
tempat tinggal saya (Kota Jambi) kira-kira 15 jam perjalanan dengan bus
(lumayan bikin badan pegal2 ^^).
Saya dan suami berangkat
dari kota Jambi sekitar pukul 15.00 wib dan sampai di terminal Aur Kuning
(terminal bus di kota Bukittinggi) sekitar jam 06.00 wib hari berikutnya. Dari
terminal kami naik angkutan kota (angkot) bernomor tigo baleh (tiga belas)
menuju jam gadang (nama daerahnya pasar ateh/pasar atas). Tarif angkot dari
terminal Aur Kuning ke Jam Gadang ini hanya Rp 2.500,- saja/orang, jadi jangan
mau dikibulin sopir angkot yaa...
Sampai di Jam
Gadang dan puas berfoto dengan latar suasana taman Jam Gadang di pagi hari, kami
melanjutkan dengan mencari hotel. Gak susah kok! Ada banyak hotel di sekitar
Jam Gadang yang bisa dicapai dengan berjalan kaki. Pilihan hotelnya pun
bervariasi, mulai dari hotel tua (bangunan lama) hingga hotel baru yang
berpenampilan modern. Soal harga gimana? Jangan khawatir, harga hotel juga
bervariasi, tinggal sesuaikan dengan kondisi kantong :)
Sebagai
referensi kamu, hari pertama kami menginap di hotel Djogja dengan tarif Rp
250.000,-/malam untuk berdua (Tarif yang lebih murah juga tersedia di hotel
ini). Hotel Djogja merupakan salah satu hotel tua yang saya rasa terbilang
bagus pada masanya, sebab hotel ini dilengkapi dengan bathtub. Sayang ketika saya menginap disana kondisinya sedikit
kusam (khas bangunan lama), dan pemanas airnya tidak bekerja maksimal. Selain
itu sarapan pagi yang disediakan hanya 2 keping roti dan teh untuk setiap
orang. Bagi anda yang datang berpasangan, jangan coba-coba menginap di hotel
ini tanpa buku nikah, karena buku nikahlah yang ditanyakan paling dulu oleh resepsionisnya :)
.
Hari berikutnya
kami memutuskan untuk menginap di hotel lain, kali ini pilihan kami jatuh pada
hotel Ambun Suri, hotel dengan bangunan baru berdesain minimalis. Lokasi hotel
ini juga bisa dicapai dengan berjalan kaki dari Jam Gadang. Di hotel ini kami
menyewa kamar superior dengan tarif Rp 350.000,-/malam untuk berdua (kamar
dengan tarif lebih murah atau lebih mahal juga tersedia). Perabotan di hotel
ini lebih modern dibandingkan hotel Djogja, tapi tidak tersedia bathtub untuk jenis kamar apapun
(mungkin biar hemat tempat^^). Sarapan
pagi tersedia dengan sistem buffet
meskipun pilihan menunya gak begitu banyak. Secara keseluruhan saya merasa puas
dengan pelayanan di hotel ini.
Gimana? Sudah
punya gambaran kan tentang lokasi dan tarif hotel untuk berlibur di kota Bukittinggi?
Jangan ragu untuk mendatangi hotel selain yang saya sebutkan, siapa tahu bisa
dapat kamar yang lebih murah dengan pelayanan yang lebih oke. Yuk, kita lanjut
ke tempat-tempat wisata yang bisa di datangi di kota beriklim sejuk ini. Berikut
adalah beberapa objek wisata yang saya kunjungi di Bukittinggi:
Jam Gadang
Ini adalah
simbol kota Bukittinggi, jadi jangan sampai melewatkan objek wisata yang satu
ini, terlebih karena bisa didatangi dengan gratis dan terletak di tengah kota.
Taman Jam Gadang ini selalu ramai di malam hari, jadi aman untuk nongkrong atau
sekedar makan jajanan malam yang banyak di jual di sini. Kamu akan melihat
beberapa anak muda usia sekolah memakai kostum badut di malam hari, mereka
menjajakan jasa foto bersama tokoh superhero maupun kartun-kartun favorit kamu.
Lubang Jepang & Taman Panorama
Lubang Jepang
terletak di dalam area Taman Panorama. Harga tiket masuk ke taman ini Rp
5.000,-/orang di hari kerja, dan Rp 8.000,-/orang di akhir pekan dan hari libur.
Ketika kami berkunjung taman ini sedang dalam tahap renovasi, tapi keindahan
pemandangan yang mengarah ke tebing masih bisa kita nikmati, begitu juga
kerindangan taman yang dipenuhi tanaman hijau.
Lubang Jepang
sendiri merupakan sebuah gua peninggalan zaman penjajahan Jepang, dimana di
dalamnya terdapat banyak cabang yang mengarah ke berbagai ruangan, antara lain
ruang amunisi, ruang makan, dapur,
hingga penjara. Karena kami berkunjung di hari kerja yang relatif sepi, kami
memutuskan untuk tidak masuk terlalu jauh ke dalam. Selain karena gelap (jarak
lampu yang satu dengan yang lain lumayan jauh), suasana di dalam gua juga
dingin dan rada seram. Hehe.
The Great Wall Koto Gadang
Ini adalah
tembok cina ala Bukittinggi. Menyusuri Great Wall ini dijamin anda bakal
pegal-pegal, karena semuanya tangga naik, gak ada turunnya^^. Tapi semua itu
terbayar ketika anda memandang ke bawah dari puncaknya. Pemandangan ngarai yg
cantik dan sungai di bawah akan memanjakan mata anda ketika beristirahat. Di
puncak tembok Koto Gadang ini uga terdapat para pedagang makanan dan minuman
yang bisa membantu kamu mendapatkan energi baru :)
Janjang Saribu
Janjang Saribu
adalah lokasi wisata di sebelah sungai yang terdiri dari anak-anak tangga
(lagi). Tempat ini bisa kamu capai setelah turun dari puncak Koto Gadang,
dengan catatan kamu masih kuat jalan^^ , sebab anak tangga Janjang Saribu ini
katanya lebih dari 500.
Bukit Terkurung/Tabiang Takuruang/Taruko
Nah ini adalah
tempat wisata yang paling berkesan untuk saya selama mengunjungi Bukittinggi. Tabiang Takuruang atau Tebing Terkurung
adalah sebuah tebing yang menjulang membelah sungai menjadi dua jalur dan
dikelilingi oleh bukit-bukit, salah satunya adalah bukit yang menjadi jalur
tembok cina.
Taruko sendiri
adalah nama sebuah kafe yang berada di
kaki bukit. Penduduk setempat menyebutnya dengan istilah kafe bule (orang
asing). Awalnya saya pikir ini adalah kafe yang sering didatangi turis asing,
tapi ternyata yang bule adalah makanannya^^ seperti sandwich, omelet, French
fries dan sebagainya. Oalaaahh. Nongkrong di kafe ini benar-benar gak ada
bosannya, karena pemandangan yang disuguhkan sangat indah, belum lagi deru air
sungai yang menjadi pengganti musik. Kamu juga bisa turun ke sungai untuk
sedikit ciprat-cipratan air :)
Kebun Binatang dan Benteng Fort de Kock
Kebun Binatang
Bukittinggi atau nama lainnya Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan, seperti
umumnya Kebun Binatang di daerah lain, di sini kamu bisa melihat berbagai satwa
antara lain rusa, beruang madu, siamang, buaya, bangau, harimau, dan
sebagainya… dan sebagainya... . Selain satwa, kamu juga bisa melihat sosok
hewan-hewan yang diawetkan, kerangka ikan paus, rumah adat Baanjuang, serta
beraneka macam ikan (bangunan akuariumnya menyerupai bentuk ikan, lho).
Selanjutnya
adalah Benteng Fort de Kock, benteng ini awalnya menjadi kubu pertahanan
pemerintah Belanda terhadap gempuran rakyat Mingkabau pasca meletusnya perang
Padri. Lokasi benteng yang berada di atas bukit ini jelas mengguntungkan
pemerintah Belanda pada masa itu, sehingga perlahan daerah lain pun jatuh ke
tangan Belanda. Kini benteng Fort de Kock menjadi salah satu tujuan wisata di
Bukittinggi, yang bisa kamu akses melalui Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan
dengan cara melewati jembatan gantung Limpapeh yang menghubungkan keduanya.
Nah, itulah
beberapa tempat wisata yang saya datangi bersama suami pada September 2014 lalu.
Bila kamu ingin berwisata, jangan ragu untuk berkunjung ke Bukittinggi
sekalipun kamu tidak memiliki saudara atau kendaraan pribadi di Kota ini, sebab
jarak antara objek wisata yang satu dan lainnya terbilang dekat dan mudah
diakses, cukup dengan angkot ataupun berjalan kaki.
Untuk kuliner,
kamu bisa coba sate padang versi Bukittinggi yang menggugah selera, gulai dan
sate Tanbusu, Soto Padang, susu segar, dan hidangan lainnya yang bisa kamu
temui di sekitar Jam Gadang maupun Pasar Ateh. Selamat berwisata!!! :)